Cekcok Mulut Warnai Penertiban PKL di Pasar Minggu, Pemkot Bengkulu Diminta Berikan Solusi Adil
Indonesiaraja.com,Bengkulu– Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dilakukan oleh Pemkot Bengkulu di sepanjang jalan KZ Abidin hingga Cendana, Pasar Minggu, berujung pada keributan antara petugas dan pedagang. Para PKL menilai penertiban ini tidak memberikan solusi yang menguntungkan bagi mereka, Kamis (30/01/2025).
Dalam penertiban yang dilakukan oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Bengkulu, Sehmi Alnur, pihaknya meminta para pedagang untuk pindah dari lokasi berjualan yang dianggap mengganggu jalan dan menyebabkan kemacetan. Selain itu, mereka juga diminta untuk tidak berjualan di pinggir toko atau di sekitar drainase, demi menciptakan lingkungan pasar yang lebih bersih.
Sehmi Alnur menegaskan, "Jelas di jalan itu tidak bisa untuk berjualan dan itu sudah diatur dalam Perda Kota Bengkulu. Bagi pedagang yang tidak senang, silakan, tugas kami menertibkan," jelasnya.
Meski demikian, Pemkot Bengkulu menawarkan solusi kepada pedagang yang masih ingin berjualan, yaitu dengan memasuki pasar sebagai tempat alternatif.
"Solusi sudah kami berikan, namun jika masih tidak mau pindah, grobak akan kami pindahkan paksa," tegas Sehmi.
Namun, pendapat berbeda datang dari salah satu pedagang sayur, Reni. Ia menilai bahwa solusi yang ditawarkan Pemkot justru lebih menguntungkan pihak pemerintah daripada para pedagang. Menurut Reni, jika mereka dipindahkan ke dalam pasar, hal itu justru akan mengurangi keuntungan mereka, karena lokasi di pinggir jalan lebih strategis bagi pembeli.
"Pemkot jangan seenaknya saja menertibkan kami. Kalau setelah penertiban ini memberi keuntungan, kami tidak masalah. Tapi mereka tidak memberikan solusi yang pas. Intinya, kami tetap mau jualan di sini," kata Reni dengan tegas.
Perselisihan ini menunjukkan ketegangan antara upaya pemerintah untuk menata kota dan kebutuhan para pedagang untuk mencari nafkah. Para PKL berharap agar solusi yang diambil lebih adil dan memperhatikan kesejahteraan mereka, bukan sekadar kepentingan pemerintah.
Reporter : Hanny Try
Editor : Sherly Mevitasari
- 250083 views